Tak Hanya Sebatas Satu Purnama

Tak hanya sebatas satu purnama
Tak hanya sebatas satu purnama - Malam kian menggerus dibalik selempang sang waktu, yang bermain di altar-altar cahaya temaram di sekat-sekat sinar rembulan, diantara tetes-tetes netra yang semakin merambah sunyi, sepi, dan hening.

Selaksa aral melintang di balik warna kenang mengurung sejumput rasa yang membayar segala penat yang merintih dalam dekapan warna disetiap detak-detak waktu yang terlalui, tanpa jedah.

Tak hanya sebatas satu purnama, lintingan sang waktu menjadi sebuah onak dalam perjalanan alam, dalam meniti sebuah cahaya, majemuk digubahan aksara merambah disetiap detak-detak nadi yang memendarkan cahaya putih tanpa cela, walaupun onak itu pernah menjadi rumbai-rumbai diselasar sang waktu.

Ketika tanya-tanya itu menjawab sendiri tanyanya, seiris sembilu memecah hening dan keheningan di jalur-jalur nadi yang meneteskan darah segar disetiap makna-makna yang tergurat dibalik misteri yang tersekat.

Lirih desahku ketika tatanan doa dan tangkupan jemari melebur diheningnya waktu, mencoba menggali tanya tentang ketidakadilan yang bercokol dinetraku yang kian melembab disebuah warung kopi.

Sorot-sorot mata menatap liar dalam tanya, namun tak bertanya jua, menukil dan memahat segenap cahaya yang memendar dibalik kosongnya jiwa, kala sang mata hati bertautkan nilai-nilai sakral dan sang jiwa yang merindu ditapal batas aksara, menyemburatkan sekeping rasa yang berlabuh pada makna-makna di itrahnya surgawi.

Ikhlas ku ucapkan, tatkala malam semakin menggerus pagi, dan netra tak jua bersahabat dengan lelahnya raga, menuai segala mimpi dalam sadar, membaca setiap tarian-tarian jemari yang membelah semesta dalam lengkung-lengkung bias cahaya redup sang rembulan, yang terlindung dibalik awan.

Tak hanya sebatas satu purnama, sosok jiwa bertalu mengumbar teriakan hati, disetiap dinding-dinding terjal, menitikkan air mata diatas sungai, bersenandung lirih diatas puncak pegunungan, tuk sekedar lepas penat raga dan jiwa yang menyaru dalam jelasnya warna diantara tarian-tarian jemari.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tak Hanya Sebatas Satu Purnama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Belum punya wallet ⇩⇩?

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Ayo daftar Pi sudah fase 3 lho! harga bisa meroket, buruan daftar ⬇⬇⬇
minepi.com - Cloud mining cryptocurrency

Artiku Indonesia Blogger